Rabu, 14 Desember 2011

Hemat Menggunakan Linux

Pendapat Seorang Pakar Java (Prof.DR.Helmi,Phd.)*
saya bingung jawabnya, tapi pendapat saya jangan dianggap sepele ini mengenai pengetahuan apalagi saya sudah memiliki gelar yang tinggi…….???????
Mungkin Anda ?baru? mendengar tentang Linux. Linux adalah Operating System yang mirip UNIX. Sebelum kita membahas lebi h dalam mengenai Linux, kita lihat UNIX secara umum. UNIX adalah salah satu alternatif sistem operasi yang dapat kita pilih dari sekian banyak pilihan yang ditawarkan untuk dipasang di komputer kita. Sistem Operasi yang sekarang ini beredar di dunia, antara lain : Windows 3.11, Windows 9x, Windows NT, MacOS, Novell, OS/2, BeOS dan UNIX secara umum. UNIX sendiri berkembang dalam bentuk yang beragam, antara lain : BSD-4.4, NetBSD, FreeBSD, Solaris, SunOS, AIX, QNS, Xenix, SCO, Mach, XINU, GNU Hurd, OpenBSD, dan Linux secara umum.
Mengapa sebagian orang cenderung memakai UNIX?
Kalau pertanyaan itu dilontarkan sebelum 1-2 tahun terakhir ini, pasti yang menjawab adalah para profesional Information Technology (IT) yang bermain dengan INTERNET SERVER, baik untuk kepentingan pelayanan jasa koneksi Internet, maupun penanganan data-data melalui Internet (Networking). Dan jawabannya adalah UNIX is POWERFUL!!! Singkat tapi bermakna banyak bagi mereka. Karena dari awal pembuatannya UNIX memang memiliki latar belakang dan tujuan dalam Computer Networking, maka kemampuan dari UNIX dalam memberikan jasa internet lebih berkembang dan lebih reliable. Beberapa orang akan mengatakan bahwa ber-network-ria dengan UNIX lebih cepat dibandingkan dengan sistem operasi lainnya. Tetapi hal ini sangat relatif. Banyak orang yang akan membantah dan banyak pula yang mendukungnya, dan sampai saat ini masih berlangsung. Saya katakan relatif karena banyak faktor yang menentukkan performansi network dan tidak semudah itu untuk dibandingkan.
Tetapi jika pertanyaan itu dilontakan dalam 1-2 tahun terakhir, maka penjawabnya pun sudah berubah. Sekarang tidak hanya para profesional IT yang menggunakan UNIX, bahkan pengguna komputer biasa pun sekarang mulai menggunakan UNIX, dan umumnya menggunakan Linux. Dan jawaban yang diberikan selain jawaban yang sama dengan di atas, sekarang para pengguna komputer biasa pun mulai berani menjawab, UNIX sudah tidak terbatas sebagai komputer SERVER / pemberi layanan internet. Sekarang UNIX sudah mampu menggantikan fungsi Windows sebagai komputer Workstation / alat untuk bekerja sehari-hari, dan lebih stabil. Hal ini disebabkan oleh perkembangan UNIX yang mulai terlihat prospeknya sebagai sistem operasi Workstation juga, tanpa meninggalkan arah perkembangan dalam Computer-Networking.
UNIX lebih stabil dibandingkan sistem operasi lainnya, hal ini disebabkan konsep dan proses pembuatan dari sistem operasi tersebut, atau lebih tepatnya konsep dan proses pembuatan kernel. Mengenai apa itu kernel dan apa konsep mendasar yang membedakan dapat dilihat melalui site-site di internet. Salah satu bukti kestabilan UNIX, UNIX tidak pernah mengalami kegagalan sistem yang disebabkan oleh sistem operasi tersebut. Meskipun UNIX dapat mengalami kondisi ?HANG?, tapi hal tersebut disebabkan oleh kegagalan hardware dan kesalahan setting user (kegagalan kompile software/kernel). Tidak seperti sistem operasi yang sering kita gunakan, yang tiba-tiba nge-HANG tanpa sebab yang jelas.
HEMAT MENGGUNAKAN LINUX
Linux adalah sistem operasi yang bebas digunakan. Namun, dalam praktiknya (di dunia korporat), kita tetap haris membayar. Biaya – biaya apa saja yang harus kita bayar? Berapa saja? Apakah menggunakan Linux bisa lebih murah dari menggunakan Windows? Mari kita bahas dengan seksama.
‘Mencari keuntungan yang banyak dengan modal yang sekecil – kecilnya.’
Kata di atas mungkin sering Anda dengar. Dengan modal yang kecil kita bisa mendapat keuntungan yang berlipat – lipat. Namun, banyak orang yang mengatakan hal itu sulit dilakukan. Mengapa? Mungkin karena mereka belum menemukan faktor – faktor yang mendukung untuk usaha mereka.
Biaya menggunakan Linux termasuk susah untuk dihitung. Hal ini disebabkan di antaranya tidak ada yang mengontrol penggunaan Linux. Selain Linux, biaya pernggunaan aplikasi – aplikasi yang umumnya disertakan dalam satu distro Linux juga cukup susah untuk dihitung. Belum lagi biaya support, training, dan lain – lain.
Lisensi Linux dan berbagai aplikasi bebas pakai yang tersedia memang sangat lunak. Sebagian besar dari developer aplikasi membebaskan pengggunanya untuk meng-copy, memodifikasi (source code tersedia) serta menyebarluaskan ke berbagai pihak (dimodifikasi atau tidak).
Di luar sana, berkembang cukup banyak opini bahwa biaya penggunaan Linux pada akhirnya akan sama saja dengan biaya penggunaan Windows. Hal ini mungkin saja benar. Mungkin saja salah. Sangat tergantng bagaimana Linux diimplementasikan.
Pada makalah ini, kita akan melihat berbagai komponen biaya untuk penggunaan Linux, mulai dari akuisisi, dukungan, training ke staf TI dan end user, development, pihak ketiga/integrasi, serta biaya masa depan. Dengan memahami dan mempersiapkan biaya apa saja yang harus kita keluarkan untuk menggunakan Linux, pada saat implementasikan, kita bisa lebih berhemat.
Kita juga akan membahas pula contoh teknologi andal yang bisa digunakan untuk berbagai servis (contoh : file, web, mail), desktop, produktivitas, development, dan lain sebagainya.

• World domination!
• Linux on every desk!
• Live free or die!

KOMPONEN BIAYA
Kita sering mendengar bahwa Linux dapat digunakan secara bebas. Bahkan, berbagai kalangan mengenal Linux sebagai sistem operasi gratis. Tentu tidak seharusnya hanya karena alasan gratis tersebut lantas kita ramai – ramai berpindah ke Linux. Apabila Anda mengelola TI perusahaan dengan berbagai latar belakang pengguna (dengan sebagian besar pengguna adalah end user), maka alasan gratis menjadi tidak begitu karena perusahaan harus mulai memikirkan biaya support/training.
Untuk mengantisipasi salah perhitungan ini, ada baiknya apabila kita membagi biaya menjadi berbagai komponen, sehingga kita bisa lebih teliti untuk menghitung kebutuhan kita.

1) BIAYA AKUISISI
Komponen biaya yang satu ini memiliki cakupan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan pada kegiatan – kegiatan berikut :
• Mencari teknologi.
• Mengevaluasi teknologi.
• Membeli penggunaan teknologi.
• Implementasi tahap awal.

Mencari teknologi
Ketika kita mencari teknologi baru yang akan digunakan, maka kita tentu harus meluangkan waktu untuk paling tidak mencari informasi di internet, majalah, atau seminar. Ini tentu harus diperhitungkan. Dan, yang paling penting, harus harus diperhitungkan pula apakah pada level ini, Anda akan melakukan pengujian sendiri, atau menyerahkannya ke pihak lain. Mencari dengan bantuan pihak lain tentu akan membangkitkan sejumlah pengeluaran, walaupun setidaknya, Anda bisa menggunakan waktu Anda untuk kegiatan lain. Anda pun berhak menentukan deadline yang keras. Pencarian teknologi bisa berkisar antara beberapa hari sampai beberapa bulan, tergantung seberapa kompleks sistem internal Anda.

Mengevaluasi teknologi
Setelah teknologi yang cocok telah ditemukan, tentunya kita perlu mengujinya terlebih dahulu. Apabila memang pada akhirnya tidak cocok, maka kita bisa mencari lagi. Ini akan membantu menghindarkan kita dari ‘biaya salah beli’. Biaya yang disebutkan terakhir ini jangan dianggap remeh. Apabila Anda salah memilih distro saja kemudian telah diinstal ke 30 komputer saja misalnya, maka selain biaya yang dikeluarkan untuk distribusi, Anda juga akan merugi waktu kerja user. Belum lagi pendapatan yang hilang selama waktu tidak produktif.
Dalam mengevaluasi suatu teknologi, tergantung pada seberapa kompleks sistem Anda, seberapa luas profil user Anda, dan seberapa besar resource yang Anda miliki, waktu yang dibutuhkan bisa berkisar antara tiga bulan sampai satu tahun. Biaya yang harus dikeluarkan di antaranya :
• Biaya pembelian teknologi itu sendiri (bisa diminimalisasi dengan menggunakan versi trial).
• Biaya hardware untuk evaluasi.
• Waktu yang dihabiskan.
• SDM yang dilibatkan.

Membeli penggunaan teknologi
Ini adalah biaya yang sering kali disebut sebagai biaya akuisisi itu sendiri, karena umumnya merupakan biaya yang tampak. Di sinilah keunikan biaya Linux bisa terlihat. Perusahaan bisa memilih untuk menggunakan distribusi Linux yang ‘nonkomersial’. Biaya yang dikeluarkan bisa berupa satu juta rupiah sampai puluhan juta rupiah.
Apa yang harus diingat di sini adalah biaya yang kita keluarkan pada saat pembelian teknologi adalah lebih kepada biaya dukungan dan dokumentasi. Bukan biaya lisensi penggunaan Linux ataupun aplikasi di atasnya. Linux sendiri dan sebagian besar aplikasinya bebas untuk digunakan.
Kalaupun Anda memilih untuk membeli CDROM/DVDROM lokal, itu pun tidak masalah. Terkadang, ratusan sampai ribuan US dollar yang kita keluarkan pun tidak selalu berujung kepada dukungan yang efektif. Terutama apabila penyedia distro berada di luar negri, dan dukungan diberikan lewat e-mail (umumnya tidak bisa interaktif; terkadang komunikasi tidak dapat disampaikan dengan baik) ataupun per telepon (biaya telepon bisa menjadi sangat mahal).

Implementasi tahap awal
Setelah memilih, mengevaluasi dan membeli penggunaan suatu teknologi, maka berikutnya adalah implementasi tahap awal. Kita sebut sebagai implementasi awal karena umumnya implementasi dilakukan tahap demi tahap. Tahap awal bisa berupa implementasi pada divisi yang tidak terlalu tergantung pada teknologi tertentu. Atau, implementasi pada 10% pengguna. Pada tahap awal, umumnya akan terdapat kemungkinan untuk dilakukannya penyesuaian.
Pada tahapan ini, hambatan mungkin terjadi. Tim TI perusahaan mungkin masih perlu belajar/membiasakan diri. User mungkin akan lebih banyak bertanya karena lebih terlibat. Apabila Anda membeli dukungan pada saat membeli dukungan pada saat membeli penggunaan, maka di sinilah waktu untuk memanfaatkan dukungan tersebut. Ini juga berarti waktu yang terbuang, Internet, dan atau biaya penggunaan telepon.

2) Biaya dukungan /support
Komponen biaya yang satu ini memiliki cakupan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan pada kegiatan – kegiatan berikut :
• Dukungan pada user.
• Dukungan pada sisem yang digunakan.
Dalam konteks penggunaan Linux, tak jarang, biaya yang satu ini merupakan biaya yang terbesar. Namun, ini masih bisa kita minimalisasi di antaranya dengan persiapan yang penuh sebelum mengimplementasi Linux.

Dukungan pada user
Karakterisitik user sangatlah beragam. Namun, pada umumnya, user akan sangat menghargai apabila tim TI mendampingi selama implementasi sistem baru. Di Linux, dukungan kepada user (terutama end user) harus sangat diperhatikan. Apabila memungkinkan, selama tahapan – tahapan implementasi, user harus merasa aman dan merasa bahwa mereka didukung. Memiliki temoat bertanya apabila mengalami kesulitan, dan bisa melewati masa implementasi dengan tetap produktif.

Dukungan pada sistem yang digunakan
Dukungan ini dimaksudkan sebagai dukungan kepada Linux itu sendiri atau pun sub sistem yang terkait. Dukungan kepada Linux di antaranya :
• Dukungan agar perangkat keras bisa berjalan di Linux.
• Dukungan keamanan.
• Upgrade.
Umumya, yang sering dibicarakan adalah dukungan untuk perangkat keras. Saat ini, tidak terlalu banyak produsen perangkat keras yang turut menyediakan ‘driver’untuk Linux pada saat pembelian perangkat.
Apabila menggunakan Linux adalah dikarenakan migrasi, seridaknya perusahaan akan memastikan bahwa investasi yang telah dilakukan selama menggunakan sistem lama tidaklah terbuang sia - sia. Sebagai contoh : printer uang telah dibeli diusahakan sebisa mungkin tetap bisa digunakan. Kita semua ingin terhindar dari pembelian perangkat baru hanya karena perangkat uang lama tidak bisa digunakan.

3) Biaya pelatihan/training
Apabila selama ini end user menggunakan Windows dan kemudian berpindah ke Linux, training memang pada umumnya diperlukan. Namun, dengan memilih sistem yang tepat sesuai dengan kebutuhan biaya training selalu bisa diminimasi .kita akan membagi biaya pelatihan menjadi dua macam :
• Ketika linux digunakan sebagai server (tim TI).
• Ketika linux digunakan sebagai desktop (end user).
Ketika Linux Digunakan Sebagai Server
Mengadministrasi Windows yang user interfacenya grafikal memang cenderung lebih mudah daripada mengadministrasi Linux. Memang, cukup banyak distro yang sudah dating dengan administratror/control panel berbasi GUI. Namun, cukup banyak konsep yang berbeda di antara kedua sistem tersebut. Walaupun berbasi GUI, tidak lantas administrasi Linux sama seperti Windows.


Ketika Linux Digunakan Sebagai Desktop (end user)
Saat ini , cukup banyak distribusi Linux khusus desktop yang relative mudah untuk digunakan. Training mungkin diperlukan,namun tentunya lebih diarahkan kepada penggunaan.
Disini , kebijakan perusahaan dalam menerapkan prosedur kerja sangatlah penting. Semakin sederhana prosedur kerja yang harus dihadapi oleh user,semakin singkat dan sederhana pula training yang perlu dilakukan. Dan ini,relative tidak mahal. Waktu training pun bisa dilakukan hanya dalam waktu kurang lebih sehari
Untuk menyederhanakan penggunaan, perusahaan bisa menerapkan pula kebijakan untuk menggunakan theme yang mirip dengan Windows.

Pengembangan/development
Bagi beberapa kalangan tertentu, implemntasi Linux terkadang bisa diikuti pula dengan pengembangan beberapa solusi yang dibutuhkan. Dalam bentuk nyata, pengembangan-pengembangan tersebut bisa berupa :
- Shell Script
- Theme Desktop
- Kustomisasi sistem.

Umumnya, biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan pada bagian ini tidaklah terlalu besar. Tidak semua pengguna perlu mengembangkan sendiri. Bahkan ,tak jarang, biaya yang satu ini bisa dieleminasi
Sebagai contoh , untuk theme desktop misalnya, sebagian besar pengguna hanya tinggal men-download dari berbagai website yang menyediakan theme untuk desktop Linux.
Biaya yang satu ini umumnya akan terasa apabila kustomasi sistem dilakukan. Contoh Kustomisasi

- Pengubahan boot screen.
- Penbubahan paket-paket distribusi.





SUMBER , MAJALAH LINUX EDISI 07/2006







Kelompok :
- Indra Mukti
- Mario Gemael
- Sugrio Dwi D

Senin, 07 November 2011

Tugas Bahasa Indonesia 1




TUGAS BAHASA INDONESIA 1



Dalam makalah di atas, sang penulis menggunakan diksi dengan baik dan benar, sehingga pembaca dapat memahami makalah di atas. Penulis juga menggunakan istilah – istilah bahasa asing untuk lebih memperjelas kepada para pembaca. Penulis juga mengambil sumber dari berbagai sumber, seperti sejarah, kesehatan, dan botanical. Penulis juga menggunakan sinonim untuk lebih memperjelas dalam membuat artikel di atas. Dalam artikel di atas, tidak terdapat kalimat ambigu sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dan pembaca.
Penulis mempehatikan tentang tata cara penempatan kesatuan gagasan yang baku(yang terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan), sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.
Menurut pendapat kami ,ide cerita dan susunan kalimat sudah baik dan benar sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami maksud dan tujuan dari penulis, penulis mengambil ide tentang kesehatan untuk membantu para pembaca agar dapat menjaga kesehatan serta menangulangi penyakit yang ada.




DAFTAR PUSTAKA
Warta Kota, Minggu 25 September 2011.


Nama kelompok :
· SUGRIO DWI DARMAWAN (14109984)
· INDRA MUKTI (12109853)
· MARIO GEMAEL (11109548)

Selasa, 14 Juni 2011

Tugas 3 SoftSkill Teori Organisasi Umum

1. Apa yang dimaksud dengan aplikasi manajemen perkantoran ?
2. Sebutkan jenis dari aplikasi dari manajemen perkantoran ?
3. Bagaimana menuru anda pengaruh perkembangan teknologi computer dan komunikasi terhadap system manajemen dan organisasi ?
4. Hal apa yang perlu dipertimbangkan dengan adanya kemajuan teknologi computer dan komunikasi terhadap perkembangan organisasi?
5. Dampak apa saja yang akan terjadi terhadap manajemen dan organisasi suatu perusahaan dari perkembangan system jaringan dan internet ?

jawaban

1. Penjelasan ERP
’ERP is a complete enterprise wide business software solution. The ERP system consists of software support modules, such as: marketing and sales, field service, product design and development, production and inventory control, procurement, distribution, industrial facilities management, process design and development, manufacturing, quality, human resources, finance and accounting, and information services’

Sementara Daniel O’Leary mendefinisikannya sebagai:

’ERP systems are computer based systems designed to process an organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning, production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed to have certain characteristics’

Dari kedua definisi tersebut, jelas terlihat bahwa konsep ERP dikembangkan dengan latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan pelanggan atau “customer”. Dilibatkannya aplikasi atau software dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa: penghapusan proses-proses yang tidak perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan (process integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process automation).

2.Modul ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia:

- Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management.

- Modul Financial & Akuntansi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling.

- Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.

3.menurut saya sangat berpengaruh karena akan mempermudah sistem manajemen dan organisasi dalam rangka memajukan tujuan visi dan misinya

4. kekompakan orang pemakai (user) , jangan terlalu sering menggunakan tehnologi , organsasi tetap akan hancur jika orang hanya mengandalkan tehnologi saja .

5. manajemen akan semakin maju dan berkembang pesat karena dapat kemudahan dari sistem informasi dan internet ..

Minggu, 29 Mei 2011

Komunikasi Bisnis Kelompok

Memahami Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh dapat mengungkapkan perasaan Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu pastikan bahasa tubuh anda sesuai dengan kata-kata yang anda ucapkan.

Kunci Mengasah Bahasa Tubuh
Kenali penampilan, perilaku dan kebiasaan anda sendiri.
Pelajari dan perbaiki sikap dan gerakan standar yang memberi nilai plus saat anda berkomunikasi.
Bersikaplah tenang dan logis, baik tutur kata maupun sikap.
Cermati bahasa tubuh yang berkaitan dengan adat kebiasaan setempat.

Sikap Tubuh

Sikap duduk Anda mempengaruhi penilaian orang terhadap Anda.ini juga sangat berpengaruh pada kesehatan anda sendiri.

Memberi Kesan yang Baik Saat Duduk

Duduklah tegak dan tidak merosot dikursi, dalam posisi miring atau segaris dengan kedua kaki merapat.
Saat duduk letakkan tas anda disamping kiri kursi atau belakang sandaran kursi.

Yang harus Diperhatikan saat Anda duduk

Duduk mengangkat atau menumpangkan kaki tidak dilarang. Tapi jangan sampai kaki atau alas sepatunya terlihat.
Duduklah dengan sikap tegak, rentang paha tidak melebihi lebar pinggul.

Disebelah Mana tamu Anda duduk

Bila Anda menerima tamu, persilahkan tamu anda duduk disebelah kanan.
Duduklah sejajar dengan tamu.

Berjalan yang Baik

Ayunkan langkah kaki dengan sewajarnya, jangan terlalu melebar atau terlalu menyempit.
Upayakan kedua kaki anda menapak ketanah dengan mantap.

Berdiri Sempurna

Berdirilah dalam posisi tegak.
Tarik bahu anda agar tidak menutup tubuh anda.
Atur posisi kedua kaki yang nyaman untuk menopang tubuh anda
Arahkan pandangan mata kedepan.

Berpeluk Cium Saat Berjabat Tangan

Peluk Cium saat berjabat tangan adalah pertanda kedekatan yang sudah jadi pemandangan biasa. Tapi, bukan berarti semua orang terbiasa dengan hal ini.

Tips & Trik

Perhatikan benar – benar Bahasa tubuhnya. Tak perlu ragu melakukannya bila ia terlihat tak canggung dan memiliki keinginan yang sama.
Dalam situasi formal, yang lebih tua atau seniorlah yang melakukan peluk cium terlebih dahulu.
Jangan terburu-buru menghapus noda lipstik dengan tangan. Ini akan menimbulkan perasaan tak enak dihati orang yang baru mencium anda.
Bila tidak ingin peluk cium. Anda bisa menahan jabat tangan dengan mengenggamnya dengan hangat.
Bersalamlah dengan mengatupkan kedua telapak tangan anda sambil sedikit mengangguk atau mengangkat kedua telapak tangan anda agak tinggi.

Kepemimpinan Yang Efektif Dan Karismatik

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

Resiko Bagi Seorang Pemimpin

Mungkin pada zaman dahulu, resiko yang harus ditanggung oleh para pemimpin tidak begitu besar. Pemimpin kharismatik, biasanya dihormati, dicintai dan lebih dari itu kadang juga ditakuti. Mereka yang dipimpin mengikuti apa saja yang menjadi ajakan, perintah, dan bahkan juga menerima hukuman jika yang bersangkutan melakukan kesalahan.

Para pemimpin pada saat sekarang ini, tampaknya tidak sebagaimana pemimpin zaman dahulu itu. Pada zaman demokrasi seperti sekarang ini, para pemimpin dituntut secara terbuka agar menjalankan tugas sebaik-baiknya. Pemimpin kadang dianggap bagaikan seorang sopir kendaraan umum, harus mengikuti kemauan penumpang. Jika para penumpang tidak puas, karena merasa sudah mengeluarkan ongkos, jika tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan, maka mereka akan memprotes dan bahkan juga kalau perlu mendemo sopir.

Pada zaman dulu, rakyat terhadap RT saja tidak berani. Berbalik dengan itu, pada saat sekarang ini, jangankan RT apaan, kepala desa atau camat, bahkan bupati, wali kota, gubernur, pejabat tingkat menteri, jika mereka dianggap salah dalam menjalankan tugasnya, akan diprotes, didemo. Fenomena yang masih hangat-hangatnya sekarang ini, keputusan presiden dalam mengangkat para anggota kabinetnya, tidak luput mendapatkan kritik dari sana-sini. Padahal secara konstitusional, memilih dan mengangkat para menteri, adalah hak sepenuhnya Presiden. Bisa dibayangkan, alangkah beratnya menjadi Kepala Negara jika harus memenuhi seruluh keinginan masyarakat yang dipimpinnya. Apalagi yang marak kali ini kasusnya Nurdin Halid Ketua Umum PSSI, dalam hal ini kepemimpinannya selama 2 periode dipertanyakan para penggila bola se Tanah Air. Selama dia memimpin belum pernah atau bisa dibilang tidak pernah memiliki atau membawa TIMNAS kita berprestasi lebih baik. Mantan napi ini malah semakin menjadi-jadi ingin mempertahankan kekuasaannya di lembaga indepen ini (PSSI). Tapi jangan khawatir bangsa Indonesia khususnya para gibol, akan merasa lega karena “PSSI”nya Dunia (FIFA), telah memerintahkan kepada PSSI untuk melakukan reformasi dengan melaksanakan konggres luar biasa dengan catatan mengganti seluruh jajaran pimpinan PSSI, selain itu Nurdin Halid tidak diperbolehkan maju kembali dalam bursa calon Ketua PSSI. Itulah gambaran sekilah tentang beratnya menjadi seorang pemimpin.

Pentingnya Kerja Tim Perusahaan

Salah satu format kerja sama tim dimanfaatkan oleh perusahaan adalah Tim Self-Directed. Dalam kelompok ini seorang pemimpin ditetapkan oleh manajemen atau dipilih oleh kelompok. Pemimpin tim harus efektif dini jika proyek grup ini akan selesai sesuai jadwal. Ia harus intuitif untuk setiap anggota tim kekuatan dan kelemahan pengetahuan dan keterampilan ketika menetapkan kerja yang diperlukan untuk memulai dan kemajuan untuk menyelesaikan proyek. Grup proyek bisa jangka pendek atau jangka panjang. Contoh dari proyek jangka pendek akan menyusun presentasi pemasaran baru untuk debut produk baru yang ditambahkan ke daftar produk yang dibuat oleh perusahaan. Sebuah proyek jangka panjang akan terus menguji produk yang dijual oleh perusahaan untuk mengembangkan perbaikan penghematan biaya.

Karena setiap proyek baru dimulai pemimpin tim baru dapat diberikan. Alasan untuk ini adalah dengan setiap proyek baru bidang keahlian yang dibutuhkan dapat berubah. Kelompok-kelompok kerja tim sangat membantu manajer. Dengan mendelegasikan tanggung jawab proyek untuk kelompok yang ditunjuk itu mengurangi / nya beban kerjanya dengan keyakinan proyek kelompok akan dilakukan dengan benar dan tepat waktu dengan partisipasi menit hanya dibutuhkan dari dia. Kinerja tinggi tim-tim memanfaatkan kerja sama tim kelompok merupakan bagian penting dari etika kerja perusahaan.

Pengaruh Komunikasi Dalam Kelompok

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

Konformitas.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

Fasilitasi sosial.

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

Polarisasi.

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

ukuran kelompok.
jaringan komunikasi.
kohesi kelompok.
kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

· Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Pengelolaan Kelompok

Setiap individu dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang melekat di dalamnya memiliki sejumlah kebutuhan dan tujuan. Untuk mewujudkan kebutuhan dan tujuan yang diinginkan tidak jarang membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan individu lain, sehingga terbentuklah kelompok. Dalam perkembangan selanjutnya beberapa kelompok membentuk kelompok yang lebih besar dan dikenal dengan sebutan organisasi. Setiap individu diyakini memiliki potensi konflik. Dengan demikian salah satu karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok adalah sering munculnya konflik antar individu dalam kelompok tersebut, dan pada tahapan berikutnya bisa memicu munculnya konflik dengan kelompok lain dan konflik antar kelompok dalam organisasi.


Beberapa literatur menyebutkan makna konflik sebagai suatu perbedaan pendapat di antara dua atau lebih anggota atau kelompok dan organisasi, yang muncul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan mereka mempunyai status, tujuan, nilai, atau pandangan yang berbeda, dimana masing-masing pihak berupaya untuk memenangkan kepentingan atau pandangannya. Sedangkan menurut Brown (1998), konflik merupakan bentuk interaksi perbedaan kepentingan, persepsi, dan pilihan. Wujudnya bisa berupa ketidaksetujuan kecil sampai ke perkelahian. Dalam sebuah organisasi, terlalu banyak atau terlalu sedikit konflik akan merugikan bagi organisasi tersebut. Konflik yang terlalu banyak akan menimbulkan perasaan negatif yang kuat, mengabaikan saling ketergantungan, dan eskalasi tindakan agresif yang tidak terkontrol, serta tindakan balasan. Sedangkan terlalu sedikitnya konflik akan menghilangkan informasi kritis bagi keharmonisan atau pengembangan organisasi lebih lanjut. Tugas dari manajer adalah mengelola konflik agar tercapai level yang sedang atau moderat agar bisa memberikan energi yang besar, keterlibatan yang tinggi, pertukaran informasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Menurut pandangan modern, konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam organisasi.
Konflik antar kelompok dapat menjadi kekuatan positif dan negatif bagi pencapaian tujuan oganisasi. Manajemen tidak perlu berjuang untuk menghilangkan setiap konflik yang terjadi, tetapi konflik yang bersifat negatif dan menimbulkan dampak/gangguan terhadap pencapaian tujuan organisasi harus diminimumkan. Tetapi isu yang paling mendasar dan terpenting bukanlah pada makna dari konflik itu sendiri tetapi bagaimana cara mengelola konflik agar membantu efektifitas organisasi. Pandangan Terhadap Konflik Konflik dapat dipandang dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional maupun pandangan kontemporer (Myers : 1993) atau pandangan manajemen tradisional maupun manajemen modern (Anderson : 1988). Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Organisasi yang baik adalah organisasi tanpa konflik. Pandangan ini juga melihat bahwa konflik terjadi akibat kesalahan manajemen, misalnya kesenjangan saling percaya dan intensitas komunikasi antar kelompok yang rendah. Sebaliknya menurut pandangan modern, konflik adalah sesuatu yang tidak bias dihindari sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Permasalahannya, bukan bagaimana menghilangkan konflik, tetapi bagaimana menangani konflik agar tidak merusak hubungan antar pribadi/kelompok dan tujuan organisasi. Konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja organisasi jika memang dikelola dengan baik. Organisasi yang baik justru di dalamnya ada konflik-konflik yang dapat mendorong/ merangsang pekerja untuk meraih prestasi yang lebih baik. Umstot (1984) memandang konflik dari perspektif lain, yaitu dilihat dari latar belakang munculnya konflik. Dia menyebutkan bahwa terdapat dua tipe utama konflik, yaitu konflik yang bersifat substantif dan konflik yang bersifat emosional. Konflik substantif adalah pertentangan yang terjadi karena ketidakpuasan terhadap kebijakan, praktek manajerial, pertentangan peran dan tanggung jawab. Sedangkan konflik emosional terjadi karena rasa takut, penolakan, kemarahan, dan ketidak-percayaan. Lebih lanjut menurut Umstot (1984), biasanya konflik substantif muncul terlebih dahulu disbanding konflik emosional atau konflik substantive dianggap sebagai pemicu munculnya konflik emosional. Bentuk dan Proses Konflik Menurut Myer (1992), terdapat tiga bentuk konflik dalam organisasi, yaitu : 1) konflik 22 USAHAWAN NO. 09 TH XXIX SEPTEMBER 2000 pribadi, merupakan konflik yang terjadi dalam diri setiap individu karena pertentangan antara apa yang menjadi harapan dan keinginannya dengan apa yang dia hadapi atau dia perolah, 2) konflik antar pribadi, merupakan konflik yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, dan 3) konflik organisasi, merupakan konflik perilaku antara kelompok-kelompok dalam organisasi dimana anggota kelompok menunjukkan “keakuan kelompoknya” dan membandingkan dengan kelompok lain, dan mereka menganggap bahwa kelompok lain menghalangi pencapaian tujuan atau harapan-harapannya.Konflik dalam organisasi biasanya terbentuk dari rangkaian konflik-konflik sebelumnya. Konflik kecil yang muncul dan diabaikan oleh manajemen merupakan potensi munculnya konflik yang lebih besar dan melibatkan kelompokkelompok dalam organisasi. Umstot (1984) menyatakan bahwa proses konflik sebagai sebuah siklus yang melibatkan elemen-elemen : 1) elemen isu , 2) perilaku sebagai respon dari isu-isu yang muncul, 3) akibat-akibat, dan 4) peristiwa-peristiwa pemicu. Faktor-faktor yang bisa mendorong konflik adalah :
1) perubahan lingkungan eksternal,
2) perubahan ukuran perusahaan sebagai akibat tuntutan persaingan
3) perkembangan teknologi
4) pencapaian tujuan organisasi
5) struktur organisasi.

Gaya Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:

menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :

pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
Status quo organisasional tidak terganggu
Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.

Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :

Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
Daya Ingat yang Kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah “SWOT”.
Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
Naluri yang Tepat, kekampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, keterikan satu sama lain.
Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
Keteladanan,s seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
Menjadi Pendengar yang Baik
Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisonal, temporal dan spatial.
Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
Ketegasan
Keberanian
Orientasi Masa Depan
Sikap yang Antisipatif dan Proaktif

Kepemimpinan Dalam Organisasi

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?

Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.

Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.

Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.
Tipe-tipe Kepemimpinan :
Tipe Otokratik

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :

kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Kepemimpinan Dalam Islam

“Sebaik-baiknya kamu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun mencintai kamu; kamu menghormati mereka dan mereka menghormati kamu. Sejelek-jeleknya pemimpin kamu adalah mereka yang kamu benci dan mereka pun benci kepadamu; kamu melaknat mereka dan mereka juga melaknat kamu” (Al-Hadits).

Dalam Islam prinsip kepemimpinan dirumuskan dalam prinsip khalifah. Dalam prinsip khalifah, manusia diturunkan ke bumi untuk memimpin sekaligus pemelihara alam semesta. Walau menjadi pemimpin namun tidak diperkenankan untuk berbuat seenaknya terhadap alam dan seiisinya.

Dari prinsip tersebut, Islam memberi saran agar memilih pemimpin yang membimbing kehidupannya. Imam Mawardi memberikan sejumlah kriteria pemimpin yang baik, yakni memiliki ilmu, sehat panca indra, serta dapat menangkap masalah masyarakat dengan benar dan cepat.

Dalam Islam mekanisme pemilihan pemimpin dilalui melalui jalan musyawarah. Pemimpin yang terpilih dalam musyawarah patut ditaati selama tidak melanggar hukum dan ajaran agama. Pemimpin yang terpilih bukan hanya bertanggung jawab kepada masyarakat yang memilihnya, tetapi juga akhirat. Rasulullah mensejajarkan pemimpin dengan para rasul yang mewakili Tuhan di bumi. Pemimpin yang melanggar aturan dan perintah Allah, maka status kepemimpinannya hanya sebatas simbol saja, dan tak patut untuk dipatuhi. Pemimpin yang melanggar amanah hanya menimbulkan keresahan dan ketidakpastian.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/1885181-kepemimpinan-dalam-islam/#ixzz1NkzoRf4n